BREAKING NEWS

Thursday, 11 December 2014

Petugas gabungan Pemkot Tangerang dan Disperindag Kota Tangsel Sidak Tahu Berformalin

Tahu Berformalin Masih Dijual

Ratusan tahu yang mengandung formalin disita petugas gabungan Pemkot Tangerang Selatan, Banten, dari Pasar Ciputat. Kabid Pengawasan Disperindag Kota Tangsel Yusuf Ismail di Tangerang, Rabu (9/7), mengatakan ratusan tahu disita dari pedagang yang tersimpan dalam empat peti.

Penyitaan dilakukan dari hasil sidak yang dilakukan petugas. Tahu berformalin tersebut memiliki bentuk yang kenyal, bau dan keras.

Petugas yang mencurigai kemudian membawa sampel tahu ke Laboratorium Daerah Dinas Kesehatan Tangerang Selatan.

Hasilnya, tahu tersebut mengandung formalin dengan kandungan yang sangat tinggi dan berbahaya bila di konsumsi warga. "Tahu tersebut sudah kami sita saat ini," ujarnya.

Tak hanya tahu, petugas pun menemukan makanan lainnya yang memiliki kandungan formalin dan boraks yakni kolang kaling, cingcau, dan jelly merah.

Makanan tersebut kemudian disita dari berbagai pedagang agar tidak di jual ke masyarakat. Sebab, makanan dengan tampilan menarik biasanya banyak dibeli warga.

"Kami juga himbau kepada warga untuk lebih hati - hati dan selektif dalam membeli makanan karena ada kandungan berbahaya di dalamnya," pungkasnya.

Kedepannya, Pemkot Tangerang Selatan akan lebih mengintensifkan lagi sidak makanan di pasar tradisional dan modern. "Kita akan terus pantau dan menanggapi laporan warga," paparnya.

Iwan, salah satu pedagang mengatakan bila makanan tersebut diperoleh dari atasannya. Dirinya hanya bertugas menjualnya kepada konsumen. "Tidak tahu asalnya dari mana. Saya ngambil dari atasan dan hanya menjual di pasar saja," ujarnya.
Dinas Kesehatan melakukan pendataan makanan yang mengandung formalin di Kabupaten Tangerang, hasil temuan BPOM Provinsi Banten.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Naniek Isnaeni, di Tangerang, Selasa, mengatakan, pendataan dilakukan sebagai bahan informasi untuk mengambil tindakan oleh dinas terkait.

"Harapan kami, makanan yang telah menjadi temuan BPOM untuk segera ditarik dari peredaran agar tidak dikonsumsi warga," katanya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dalam memilih makanan, terutama saat jajan di pinggir jalan.

Karena, pada momentum bulan puasa seperti ini, banyak pedagang makanan yang ingin meraup keuntungan tetapi tidak mememikirkan dampak kesehatan terhadap konsumennya.

"Kami menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam berbelanja memilih makanan, karena dikhawatirkan ada makanan tidak sehat nyang mengandung zat kimia berbahaya," ujar Naniek.

Naniek juga mengingatkan, masyarakat jangan mudah tergiur oleh jenis makanan yang memiliki warna mencolok dan manarik.

Karena, warna makanan yang tidak lazim ini bisa saja karena pengaruh zat warna kimia yang bisa membahayakan kesehatan. "Akan lebih baik, untuk menu buka puasa, membuat sendiri, dengan menggunakan makanan yang sehat dan tidak mengandung kimia," katanya.

Staf BPOM Provinsi Banten, Sonya Hetika, sebelumnya mengungkapkan, telah menemukan makanan mengandung formalin dan zat kimia berbahaya. "Dari dua puluh sempel makanan menu buka puasa yang kami ambil dari beberapa titik di wilayah Citra Raya, terdapat tiga jenis makanan yang mengandung formalin dan zat pewarna kimia," ujarnya.

Pihaknya memberikan saran kepada dinas terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk segera melakukan tindakan. "Tugas kami hanya melakukan pengujian, untuk teguran dan tindakan lainnya itu kewenangan petugas dan dinas terkait," katanya.
Antara
penulis: Rihad Wiranto
 
Copyright © 2014 yabpeknasbanten