BREAKING NEWS

Thursday, 30 April 2015

KONTAK PENGADUAN KONSUMEN



KEPUTUSAN DIREKTORAT HUKUM DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
 BADAN PENGURUS DAERAH (BPD) PROVINSI BANTEN
NOMOR:  040/Yabpeknas/SOP–BPD BTN/III/2015
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 
PELAYANAN PUBLIK PENGADUAN KONSUMEN YABPEKNAS 
BPD PROVINSI BANTEN

Menimbang:       a.    Bahwa untuk mewujudkan kepastian hak, tanggung jawab, kewajiban dan kewenangan seluruh pihak terkait, dalam penyelenggaraan pelayanan publik YABPEKNAS BPD Provinsi Banten dan dalam rangka mewujudkan sistem penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan Undang-Undang R.I. No. 25 tahun 2009 tentang P-Publiik. YABPEKNAS BPD Provinsi Banten berkeinginan menerapkan pelayanan kepada masyarakat dalam memperoleh hak-haknya mendapatkan pelayanan Publik secara maksimal serta mewujudkan partisipasi dan ketaatan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, maka perlu YABPEKNAS BPD Provinsi Banten menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan publik; bahwa supaya mewujudkan tujuan sebagaimana dimaksud huruf a maka perlu ditetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) YABPEKNAS BPD Provinsi Banten.
Mengingat:         1.    Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4125);
                           2.    Undang-Undang R.I. No. 25 tahun 2009 tentang P-Publik;
                            3.    Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Negara Nomor 3851);
                           4.    Undang-Undang R.I. No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat;
Memperhatikan  :      1.     Anggaran Dasar Yabpeknas;
                                  2.     Anggaran Rumah Tangga DHPK Yabpeknas;
                                  3.     Kep. BPP Yabpeknas No.025/Yabpeknas/SK-BPP/2014
MEMUTUSKAN
PERTAMA   :         Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Publik YABPEKNAS BPD Provinsi Banten sebagaimana di sebut dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA        :         Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Publik sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA meliputi:
Administrasi Surat
a.    Administrasi Surat Masuk
b.    Administrasi Surat Keluar
Administrasi Pengaduan
a.      Pengaduan Konsumen
b.      Kelengkapan data dari Konsumen
c.      Analisa Pengaduan
d.      Konfirmasi pengaduan & ke Pelaku Usaha dan Instansi lain
e.      Koordinasi
f.       Analisa dan Evaluasi
g.      Pemberitahuan ke Konsumen & Pelaku Usaha

KETIGA        :      Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Publik sebagaimana di maksud dalam diktum KEDUA dipergunakan sebagai acuan yang harus di laksanakan oleh Pengurus Direktorat Hukum dan Perlindungan Konsumen Yabpeknas BPD Provinsi Banten.
KEEMPAT   :      Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudan hari terdapat kesalahan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
                                                                                       

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGADUAN KONSUMEN YABPEKNAS BPD PROVINSI BANTEN

   Jenis Layanan

A.   Tata Cara Pengaduan Layanan
1.    Ketik Nama <titik>kota<titik>Alamat Email Anda kirim SMS ke HP :
2.    yabpeknasbanten@gmail.com seketika akan dapat konfirmasi dari Yabpeknas BPD Provinsi Banten atau kunjungi website www.yabpeknas.com
3.   Mengisi  Form Kronologis kejadian dan melengkapi persyaratan Surat Kuasa yang  sudah tersedia kemudian di print dan di beri tanda tangan pemohon diatas materai Rp 6.000,. Setelah lengkap dikirimkan  ke alamat YABPEKNAS BPD PROVINSI BANTEN
4.   Pengaduan anda sudah diterima dan Anda mendapat Laporan Perkembangan Perkara secara berkala sampai kasus selesai melalui email khusus YABPEKNAS BPD Provinsi Banten’
5.   Data pengaduan hanya dapat dilihat oleh Konsumen dan YABPEKNAS BPD Provinsi Banten dan para pihak yang diberi otoritas khusus.
6.   Disarankan menggunakan email dari Google Gmail.
7. Hubungi Hp: 081287742297, 087888833688, 0818122488, 081910940009.



B.   Informasi Pengaduan yang Ditangani
I.       PERBANKAN

1.      Rumah di ancam lelang melalui KPKNL.
2.      Rumah di lelang secara sepihak oleh pelaku usaha berdasarkan Hak Tanggungan.
3.      Gugatan melaui pengadilan (perbuatan melawan hukum).
4.      Bukan Bank mengaku Bank.
5.      Terkait Akte Pembebanan Hak tanggungan/Hak Tanggungan.
6.      Debitur meninggal dunia ahli waris tetap di tagih hutang.
7.      Utang-piutang dengan jaminan SHM dibebani bunga yang tidak lazim.
8.      Ekonomi seret meminta Penangguhan kewajiban Pembayaran Utang.
9.      Mengajukan Pelunasan dengan keringanan.
10.   Tagihan Kartu kredit oleh pihak ketiga (debt collector) dengan ancaman, teror, via telephone atau datang di luar jam kerja (malam hari).
11.   Rumah yang terkait boking Fee yang Hangus.
12.   Rumah yang memberikan fasilitas baik, terawat, bebas banjir ternyata tidak layak (kebohongan publik).

II.      PERUSAHAAN

1.      Perusahaan yang melanggar dengan membuang limbah/amdal di sungai atau di tempat yang mencemari lingkungan.
2.      Perusahaan Industri yang memberikan zat pengawet berbahaya yang bisa merugikan konsumen. 
3.      Perusahaan yang tidak mempunyai izin usaha perdagangan
4.      Perusahaan izin restoran yang berkedok tempat hiburan yang menjual minuman keras tanpa izin kemendag
5.      Tempat rekreasi/wisata yang menaikan tiket kunjungan tanpa ada perbaikan fasilitas yang menyamankan, keselamatan, kesehatan konsumen & asuransi penggantian jika konsumen terjadi hal-hal kecelakaan yang tidak diinginkan.
6.      Perusahaan atau distributor yang menimbun bahan kebutuhan konsumen yang membuat harga melonjak.

III.     LEMBAGA PEMBIAYAAN (FINANCE)

1.      Perampasan Kendaraan di jalan dengan dalil konsumen menunggak angsuran.
2.      Konsumen mengunggak lebih 3 (tiga) ansuran membayar 1 (satu) angsuran di tolak oleh pihak Finance.
3.      Perampasan kendaraan dengan model tipu muslihat yaitu konsumen diajak ke kantor finance dan pada akhirnya kendaraan tidak bisa di bawa pulang.
4.      Konsumen di laporkan pihak Finance ke POLRES dengan tuduhan penggelapan, menggadaikan kendaraan tanpa ijin Finance.
5.      Sertifikat jaminan Fidusia yang salah kaprah/Fidusia palsu
6.      Kendaraan hilang konsumen tetap membayar.
7.      Pengurusan Asuransi yang berbelit-belit.

IV.    KOPERASI

1.      Bahwa berdasarkan UU yang dapat diberi pinjaman adalah anggota/calon anggota.
2.      Rentenir berkedok Koperasi.
3.      Hak-hak anggota sebagai anggota Koperasi di matikan digantikan dengan sebutan debitur supaya seakan-akan mirip perbankan.
4.      Koperasi Simpan Pinjam merampas jaminan Anggotanya sendiri, dengan dalil pinjaman menunggak  baik berupa kendaraan dengan jaminan BPKB atau mengusir yang jaminanya SHM.
5.      Bunga di koperasi yang mencekik leher.
6.      Koperasi liar.
7.      Seseorang yang memiliki usaha koperasi yang begitu banyak atau mafia koperasi di setiap kota dengan dalil ijin (Badan Usaha) dari pemerintah provinsi.
8.      Persengkongkolan jahat pengurus koperasi dengan pihak Dinas Koperasi (RAT fiktif) dan anggota koperasi fiktif.
9.      Bank keliling dengan bunga melibihi standar.

V.     Makanan dan Minuman
1.      Terkait warung yang  tidak mencantumkan daftar harga makanan sehingga merugikan konsumen dengan harga yang di mark up ketika konsumen dilihat bukan penduduk setempat.
2.      Makanan/minuman yang menggunakan bahan tambahan pangan yang berbahaya.
3.      Pelaku usaha yang mengurangi timbangan dengan cara menambah beban pada timbangan.
4.      Produk kadaluwarsa.
5.      Tidak menggunakan label.
6.      Garansi produk yang ada tuisannya saja tidak pernah ada dan konsumen di tolak dengan berbagai alasan untuk menghindar dari kewajiban Garansi.
7.      Minimarket yang melanggar peraturan Kemendag RI.

VI.    Konsumen Obat dan berbagai Pelayanan Kesehatan
1.      Malpraktek rumah sakit (salah dalam memberikan pelayanan kesehatan).
2.      Rumah sakit belum terakditasi.
3.      Keputusan dokter yang mewajibakan konsumennya untuk mengkonsumi obat tertentu/merek tertentu dengan maksud dokter  menguntungkan pribadi dokter karena komisi dari perusahaan farmasi/dan atau dapat komisi dari pihak Apotik
4.      Anjuran dokter untuk melakukan operasi hanya untuk kepentingan komersial belaka, korbannya banyak Ibu melahirkan anak secara operasi padahal dalam audit kedokteran bisa lahir tanpa operasi.
5.      Obat palsu/obat tradisional yang dicampur dengan kimia obat.
6.      Dokter yang praktek lebih dari satu tempat.
7.      Rumah sakit yang menolak pasien miskin.

VII.   Kategori Layanan Publik dan Jasa lainnya.

1.      Mengalami kesulitan membayar pajak kendaraan bermotor yang kredit di finance pada posisi menunggak/tidak mendapat  surat keterangan/di tolak pihak Samsat setempat.
2.      Listik putus pihak PLN dan meterannya di bawa oleh petugas padahal meteran tersebut dibeli/dibayar waktu pemasangan listrik yang pertama.
3.      Meteran listrik yang boros dengan kwh yang sama dengan tetangga tetapi bayarnya lebih mahal karena patut diduga dari dulu hingga sekarang tidak  pernah ada tera meteran.
4.      Terkait dengan pelayanan penerbangan, tiket hangus, kehilangan barang dibagasi pesawat, jadwal tidak tepat waktu dll.
5.      Terkait perpakiran barang hilang/unit kendaraan tapi tidak diganti oleh pemilik parkir
6.      Bus patas yang kursinya rapat melanggar ketentuan Dishub atau Bus yang kondisisinya tidak layak.
7.      Konsumen jasa pendidikan terkait sekolah yang menjanjikan berbagai fasilitas ternyata tidak layak.
8.      Terkait jasa Advokat/jasa hukum yang sudah menerima pembayaran namun di ketahui perpihak kepada lawannya  pemberi kuasa dan perkara di terlantarkan tidak diurusi.
9.      Terkait Penegak hukum dalam hal ini Kepolisian yang tidak tanggap laporan pengaduan masyarakat
10.   Terkait dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) berbagai pelayanan Pemerintah dan Swasta.
11.   Barang yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
      
VIII. Kategori Khusus
1.      Perdagangan Bursa efek.
2.      Perdagangan dengan Sistem Multilevel Marketing.
3.      Pembayaran elektronik dan e- banking.
4.      Rekayasa genetika untuk sayuran-buah-buahan.
5.      Ecolabel.
6.      Perdagangan Internasional dan Perdagangan bebas.
7.      Ekspor/Import.
8.      Persaingan usaha tidak sehat/monopoli/trust/kartel.
9.      Hak Cipta/Haki.
10.   Propaganda Iklan menyesatkan.
11.   Stadarisasi Produk yang ber-SNI.

Direktorat Hukum Dan Perlindungan Konsumen YABPEKNAS
Badan Pengurus Daerah Provinsi Banten
                                                                                                                                            
Dikeluarkan :    Di Serang – Banten
Tanggal         :    14 Maret 2015

            Kepala Direktorat Hukum                                                                 Kasubdit Pengawasan Pel-Publik


   NURHAMZAH                                                                             HERU WAHYUDI S.IP. MSi
NISK. 00.22.2014.002501                                                                                             NISK. 00.22.2014.002507
 
Copyright © 2014 yabpeknasbanten